Pengambilan gambar dari satelit untuk melihat dampak fenomena gempa yang diperlukan untuk penyelamatan dan pemulihan.
Pertanyaan-pertanyaan selalu saja muncul, apa yang terjadi, bagaimana terjadinya. Juga sering muncul mengapa selalu saja setiap ada bencana kita selalu kaget dan merasa terlambat.
Para ahli gempa tidak tinggal diam, bahkan banyak yang secara diam-diam melakukan riset saat ini. Karena bagaimanapun gempa ini masih memberikan signal-signal melalui gempa susulan, dan juga pengambilan data sedang berlangsung. Salah satunya pengambilan data dari satelit.
Selain mengetahui dimana saja kerusakan yang ditimbulkan, dan dimana saja yang kemungkinan dampak yang diperlukan untuk proses penyelamatan korban, salah satu hasil kajian gambar dari satelit ini menunjukkan beberapa hal khususnya untuk kajian ilmiah.
Peta pergeseran.
Sesar Palu-Koro yang diyakini sebagai patahan yang bergerak terlihat dalam peta-peta satelit ini. Bahkan kajian data satelit menunjukkan pergeresan sekitar 3-5 meter, bahkan mungkin 12 meter.
Kajian ini tidak hanya melihat di lokasi perkotaan yang terdampak di Palu, namun juga berlanjut untuk melihat sejauh mana patahan yang bergerak ini.
Ada hal menarik ternyata pergerakan yang terekam dari satelit ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan Gempa Palu September 2018 ini disebabkan oleh pecahan baru dari Patahan Palu-Koro. Atau patahan lama yang belum terpetakan selama ini karena tertutup oleh sedimen yang muda.
Patahan Palu Koro selama ini dipetakan sebagai patahan yang memiliki arah NNW-SSE atau Utara Barat Laut – Selatan Tenggara. Patahan ini memanjang terus sampai ke Selatan dan ke Timur bahkan sampai ke Matano di pantai Timur Pulau Sulawesi.